
Suasana saat Pengajian Berlangsung
BATAM (Kemenag) – Udara malam di kawasan Bengkong harapan II terasa hangat oleh semangat keilmuan saat KH. Luqman Hakim, M.Pd., seorang ASN P3K Kemenag kota Batam, menyampaikan ceramah fikih mendalam di Masjid Al Muttaqin. Dalam kajian rutin yang dihadiri ratusan jamaah pada Sabtu malam (27/9/2025), ia fokus menjelaskan secara gamblang tentang tata cara menyamak kulit bangkai sesuai dengan tuntunan syariat Islam. KH. Luqman Hakim menegaskan bahwa penyamakan, atau dhabghu, merupakan proses penting untuk mensucikan kulit bangkai (selain anjing dan babi) agar dapat dimanfaatkan, seraya mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, "Jika kulit disamak, maka sungguh ia telah suci." Ia juga memaparkan bahan-bahan penyamak yang bisa digunakan, seperti bahan yang memiliki rasa kesat (sepat), dan tahapan praktisnya, mulai dari menghilangkan sisa daging dan lemak hingga proses pengeringan.
Antusiasme jamaah Masjid Al Muttaqin dalam menyimak materi ini begitu tinggi. Tampak dari penuhnya shaf di dalam masjid, serta fokusnya para hadirin yang mayoritas mendengarkan dengan khusu' dan khidmah. Pengurus Masjid Al Muttaqin, H. Azra'i, dalam sambutannya di awal acara, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran KH. Luqman Hakim. Mereka mengakui bahwa keberkahan ilmu yang disampaikan, khususnya topik-topik fikih praktis yang jarang dibahas namun sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan kulit bangkai yang kerap terabaikan. Pengurus berharap kegiatan keilmuan seperti ini dapat terus terlaksana untuk memperkuat pemahaman agama umat.
Sesi kajian menjadi semakin hidup dengan adanya dialog interaktif di akhir penyampaian materi. Salah satu momen paling mengharukan terjadi ketika seorang jamaah, Aisyah (45), mengajukan pertanyaan yang menyentuh hati banyak orang, yaitu tentang hukum dan makna mimpi bertemu dengan orang tua yang telah meninggal. KH. Luqman Hakim menanggapi dengan penuh kelembutan dan kebijaksanaan, menjelaskan bahwa mimpi tersebut bisa jadi merupakan isyarat dari Allah SWT, bisa berupa kabar baik tentang keadaan orang tua di alam barzakh, atau menjadi pengingat bagi anak untuk lebih giat mendoakan serta meneruskan amal jariyah orang tuanya. Beliau menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari setiap mimpi yang baik.
Seusai acara, beberapa komentar jamaah mengalir positif. Amimah (48), Jama'ah dari Batu Ampar, mengungkapkan, “Penjelasan tentang menyamak kulit itu sangat mencerahkan, ternyata Islam sudah mengajarkan daur ulang dan pemanfaatan yang baik sejak dulu.” Sementara itu, Aisyah yang bertanya tentang mimpi, menyatakan perasaannya, "Jawaban Kyai menenangkan hati saya. Selain ilmu fikih yang baru kami dapat, nasihat tentang mendoakan orang tua yang sudah wafat itu adalah pengingat yang sangat berharga." Mereka merasa kajian ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menguatkan sisi spiritual dan emosional.
Secara keseluruhan, kajian fikih di Masjid Al Muttaqin Bengkong Harapan 2 bersama KH. Luqman Hakim, M.Pd. telah sukses menjadi wadah silaturahmi dan penyebaran ilmu yang bermanfaat. Kombinasi antara materi fikih yang detail dan relevan, seperti cara menyamak kulit bangkai, dengan dialog interaktif yang menyentuh ranah spiritual, seperti interpretasi mimpi jumpa orang tua, membuat suasana kajian terasa lengkap. Kegiatan ini menjadi bukti nyata tingginya gairah jamaah di Bengkong Indah untuk mendalami ajaran agama, sekaligus mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan sehari-hari dan hubungan kekeluargaan. (Humas KUA Bengkong)