Batam (Humas)_Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Dr. H. Mahbub Daryanto, M.Pd.I memberikan pembinaan persiapan Kompetisi Sain Madrasah Online (KSMO) dan Madrasah Young Research Competition (MYRES) se provinsi Kepulauan Riau tahun 2020 di MAN 1 Batam, Kamis, 1 Oktober 2020.
Tema yang diangkat memperteguh akhlak mulia kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menuju KSM yang akan datang GO internasional. Kepala Kemenag Batam, H. Zulkarnain, MH dalam sambutannya mengatakan KSMO dan MYRES dilaksanakan secara online karena masih adanya pandemi Covid-19. Selama ini menurutnya, madrasah yang ada di Batam selalu mendominasi karena jumlah madrasah di Batam cukup banyak. "Batam melakukan pemetaan bidang studi yang selama ini dikompetisikan. Dan berkas kompetisi sudah dikirimkan ke panitia KSMO dan MYRES di pusat", kata Zulkarnain. Dia mengatakan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat dan semangat siswa madrasah untuk mengikuti kegiatan KSMO dan MYRES. Lebih lanjut dia menjelaskan PPDB di madrasah di Batam selalu menjadi primadona. Hal itu ditandai dengan minat masyarakat yang besar untuk mendaftarkan anaknya ke madrasah. "Setiap tahun harus ditambah rombel untuk menjawab permintaan yang besar dari masyarakat," kata Zulkarnain. Di lokasi yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Kepri H. Subadi, M.Si mengatakan seluruh madrasah sudah melaksanakan seleksi KSMO.Berdasarkan jadwal yang dirilis, masih terdapat waktu untuk persiapan menghadapi KSMO dan MYRES nasional. Dengan persiapan tersebut harapannya Kepri memperoleh prestasi yang lebih baik. Sejumlah bidang yang dilombakan antara lain, tingkat MI matematika terintegrasi, dan Sains IPA terintegrasi. Pada tingkat MTs bidang yang dilombakan Matematika terintegrasi, IPA terpadu terintegrasi, dan IPS terpadu terintegrasi. Sedangkan untuk tingkat MA, cabang yang dilombakan Matematika terintegrasi, Biologi terintegrasi, Fisika terintegrasi, Kimia terintegrasi, Ekonomi terintegrasi, dan Geogrfai terintegrasi. Untuk kegiatan MYRES 2020, Subadi mejelaskan bidang yang dilombakan ilmu matematika, sains dan pengembangan teknologi, ilmu sosial dan humaniora, dan ilmu keagamaan. Sementara itu, Kakanwil Kemenag Kepri Dr. H. Mahbub Daryanto dalam arahannya mengatakan New Normal memaksa kita untuk menerapkan budaya baru termasuk pembelajaran online. Menurutnya Kluster Covid-19 di Ponpes di Bintan menjadi contoh paling nyata untuk mengambil sikap mematuhi protokol kesehatan mulai dari memakai masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan dan sebagainya. "Kita memasuki era industri 4.0 dimana salah satu kemajuannya ditandai dengan adanya kecerdasan buatan yang sekaligus menandai era tersebut. Kita sebagai manusia harus siap dengan ketersediaan akses yang besar terhadap perkembangan teknologi yang kian maju pesat. Namun dengan pengetahuan pula, manusia mengendalikan sains", pesan Kakanwil. Kakanwil menegaskan kompetisi bukan untuk pamer tetapi untuk mengukur kemajuan prestasi oleh lembaga pendidikan. "Apakah guru-guru kita sudah mentranfer ilmu pengetahuan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Apalagi di madrasah, adalah tempat pembelajaran yang islami. Ciri-cirinya ilmu agama terimplementasi dalam sikap beragama," tambahnya. Kakanwil mengatakan dalam konsep Islam, semua aspek diajarkan. Tidak ada dikotomi antara sains dan agama. Berbeda dengan dunia Barat yang mendikotomikan antara agama dan sains. "Di madrasah menjadi tempat untuk mengembangkan sikap intelektual, sain dan ilmu secara terintegrasi. Madrasah menjadikan siswa menjadi manusia yang berilmu pengetahuan tetapi juga ahli agama. Kebutuhan manusia saat ini sangat kompleks, jadi manusia juga harus memiliki pengetahuan yang kompleks. Jadi antara agama dan sains, keduanya sangat penting untuk diintegrasikan," tegasnya. Terkait dengan MYRES, Kakanwil mengatakan penelitian dibuat untuk kemanfaatan umat manusia lainnya. Hasil perubahan kita mempengaruhi pola hidup masyarakat menjadi lebih benar. "Saya minta teliti potensi hasil hasil laut Kepri yang luar biasa. Misalnya potensi garam yang terkandung di dalamnya. Cara membuat garam yang halal lagi baik (toyyib) seperti apa. Saya yakin kita mampu. Karena di Kepri terdapat banyak tokoh besar yang lahir dari berkembangnya ilmu pengetahuan. Kepri adalah negeri pusat peradaban Melayu paling tua. Warisi semangat itu, jadi jangan kalah dengan daerah daerah lain," imbuhnya.