Batam (Kemenag) --- Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) merupakan perpanjangan tangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia. Wadah ini hadir di tiap provinsi di Indonesia. Dalam menjalankan program kegiatan, FKPT melaksanakan program BNPT RI yang telah direncanakan. Selain program BNPT, FKPT juga melakukan program yang didukung Pemerintah daerah setempat.
Pada hari ini, Rabu (12/06), bertempat di Aula Yayasan Ibnu Sina, Lubuk Baja, Kota Batam di adakan kegiatan "Gembira Bersama" Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama dengan tema kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau (Kepri) Tahun Anggaran 2024. Kegiatan pagi ini diawali dengan pemutaran video profil BNPT RI. Ketua FKPT Kepri, Pauzi, menyampaikan bahwa kita jangan malu dengan orang yang tidak beragama, "Agama merupakan suatu objek empuk, bisa menjadi pemersatu umat, tapi bisa juga sebaliknya, bisa menjadi pemecah umat", ujarnya. Tahun 2023 radikalisme, terorisme terkesan aman. "Serangan nyata tidak begitu kelihatan, akan tetapi serangan yang tidak nyata masih berjalan, ini yang perlu kita wasapai bersama", lanjut Pauzi. Terdapat 2670 kasus yang ditangkap di dunia maya."Generasi muda, gen Z, usia 11-26 tahu, menjadi sentral yang cukup berbahaya. Karena mereka antusias dengan perkembangan dunia melalui gadget", tegasnya melanjutkan. Peserta yang hadir berasal dari berbagai unsur keagamaan yang ada di Kota Batam. "Semua peserta akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menyampaikan kebaikan ditengah masyarakat dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme", tambahnya. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kota Batam, Zulkarnain, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada FKPT Kepri yang sudah menaja kegiatan tersebut. Ia menjelaskan terkait 7 program prioritas Menteri Agama Republik Indonesia. "Ada tiiga diantara 7 program tersebut yang menyinggung soal kehidupan beragama. Pertama penguata moderasi beragana, kedua Indeks kerukunan beragana dan ketiga Kerukunan beragama", jelas Zulkarnain. Masyarakat di Kepri hidup berdampingan dengan baik, harmonisasi hubungan antar umat beragama terjaga. Demikian juga dengan rasa ingin membantu sesama, tolong menolong dan rasa kebersamaan yang muncul. "Kalaupun ada gesekan, bisa cepat diantisipasi, tidak berlarut-larut", sebutnya. Ia berpesan sebelum mengakhiri sambutan agar FKPT Kepri banyak melakukan koordinasi tentang kegiatan keagamaan di Kota Batam. "indikasi masih ada, untuk menindaklanjuti perlu koordinasi lebih lanjut", pungkasnya. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepri, Raja Hery Mokhrizal. Dan dilanjutkan sesi materi hingga sore nanti. (Z)