Batam (Kemenag) --- Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP-FKTD), menggelar seminar nasional secara daring, Rabu (24/6).
Usai mengikuti seminar nasional secara daring, Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Kementerian Agama Kota Batam, H. Sarbaini, mengatakan, sesuai dengan yang telah disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, bahwa banyaknya jumlah madrasah diniyah takmiliyah di Indonesia yang sangat besar harus menjadi perhatian untuk dijamin dan dilindungi haknya.Tak hanya dari jumlah lembaganya, tetapi jumlah tenaga pendidikan dan santrinya pun sangat besar. Hal tersebut perlu menjadi perhatian dalam menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang secara optimal. Lanjut H.Sarbaini, dalam sambutannya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, di Indonesia terdapat sebanyak 86.390 lembaga madrasah diniyah takmiliyah dengan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan sebanyak 451.823 orang. Ditambah lagi jumlah santri yang lebih besar dari itu, yakni sebanyak 6.369.382 orang. Selain harus diperhatikan jaminan dan perlindungan hak-haknya, madrasah diniyah takmiliyah juga harus berupaya mematuhi protokol kesehatan di masa tatanan kenormalan baru, terutama bagi yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka di daerah-daerah zona hijau. Hal tersebut bertujuan agar kalangan di pendidikan agama Islam tersebut baik pengelola, pendidik, maupun santrinya terhindar dari penularan Covid-19. Lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan keagamaan, termasuk yang berbasis asrama pun, perlu terus mencari solusi untuk pembelajaran lebih efektif jika pembelajaran tatap muka belum dilakukan. Intinya, kita harus mengajak pengelola pesantren, guru, orangtua, santri dan calon santri, para pakar pendidikan dan perlindungan anak agar memperoleh solusi terbaik untuk pendidikan anak sebab, terdapat perbedaan karakter antara belajar tatap muka dengan belajar jarak jauh yang dilakukan selama pandemi Covid-19, terang H. Sarbaini. ------------- humas